Peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue, menemukan, ada 12 area di otak yang bekerja saat seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia. Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologis, metafora, dan penilaian fisik.



Jadi, cinta itu berasal dari hati atau otak? 'Pertanyaan yang selalu sulit dijawab. Saya berpendapat, asalnya dari otak,' kata Ortigue.

'Contohnya, suatu proses di otak kita bisa menstimulasi hati. Beberapa perasaan dalam hati kita sebetulnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di otak.'

Penelitian lain menunjukkan, peningkatan jumlah darah dalam faktor penumbuh untuk saraf yang memegang peranan penting dalam cara orang bersosialisasi.

Hal ini menghadirkan fenomena yang disebut dengan 'cinta pada pandangan pertama'. Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Ortigue yang menunjukkan bahwa cinta bisa hadir dalam waktu seperlima detik.

Ortigue menjelaskan, dengan memahami cara orang jatuh cinta dan putus cinta, para peneliti bisa mengembangkan terapi baru. 'Kita bisa mengerti penyakit putus cinta,' kata Ortigue.

Studi Ortigue juga mendapati ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda. Cinta tanpa syarat, contohnya cinta seorang ibu terhadap anaknya, dipicu oleh aktivitas otak di bagian umum dan di tempat yang berbeda-beda, termasuk otak tengah.

Cinta yang bergairah antar-kekasih melibatkan area kognitif, bagian yang mengharapkan imbalan, dan penilaian fisik.


Sumberhttp://wisbenbae.blogspot.com/2010/11/cinta-tumbuh-dari-otak-bukan-di-hati.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+WisbencomOnBlogger+%28wisben.com+on+blogger%29

,

1. Dimensi ke-1 (1 dimensi)


Koordinat :


2. Dimensi ke-2 (2 dimensi)


Koordinat :


3. Dimensi ke-3 (3 dimensi)
3 dimensi ini dapat dilihat dari tiga sudut, sisi panjang, lebar, dan tinggi. Contohnya adalah sebuah bangunan atau bidang yang ber-volume. Hubungannya dengan 2 dimensi adalah dapat dilihat dari satu sisi lagi. Untuk koordinatnya, 3 dimensi ini bersumbukan x, y, dan z.


Koordinat :


4. Dimensi ke-4 (4 dimensi)
Dimensi 4 telah diterapkan pada medis-medis di dunia, yaitu dalam penggunaan USG. 4 dimensi ini adalah 3 dimensi yang dapat ditembus. Contoh yang lebih mudah adalah kalian dapat melihat sebuah aqua gelas dari sisi luar yang masih ful berisi air. Inilah sudut pandang kita terhadap dimensi ke-4, menembus dimensi 3. Untuk koordinatnya, 4 dimensi adalah sebuah garis yang menembus antara sumbu x, y, dan z.


Koordinat :


5. Dimensi ke-5 (5 dimensi)
Dimensi ke-5 ini menurut saya adalah sebuah hologram. Hologram ini benar-benar hidup, alias seperti nyata. Berbentuk 3 dimensi, dapat tersentuh, kita dapat melihat isi dari 3 dimensi tersebut dari luar, dan ini dapat kita tembus.

Di Bank Indonesia ini sudah diterapkan. Bila anda masuk ke lobby di BI, anda bisa masuk ke dalam sebuah museum disana. Didalam museum ini anda dapat melihat koin-koin yang berterbangan dan merupakan sebuah hologram 5 dimensi. Anda dapat menyentuhnya, menggesernya, bahkan di hologram ini memiliki fitur untuk melihat sejarah uang tersebut.


Koordinat :



sumber :http://terselubung.blogspot.com/2010/11/penjelasan-bentuk-bentuk-dimensi-1.html

http://ide-gue.blogspot.com/2010/11/ngakak-karakter-karakter-spongebob-yang.html

, ,


Ponsel yang bisa menggunakan 3 buah kartu SIM (SIM card) sekaligus bukan hal baru tetapi bagaimana dengan 4 SIM card?

Otech F1 phone adalah ponsel yang bisa menggunakan 4 buah kartu SIM dan semuanya bisa aktif dan digunakan secara bersamaan tetapi sayangnya tidak dijelaskan apakah campuran GSM dan CDMA atau hanya salah satunya saja.



Di bagian atas layar, kita bisa melihat kekuatan sinyal dari masing-masing jaringan yang bisa kita gunakan. Ckckckckck!!!

Terlepas dari jaringan yang digunakan, ponsel ini sangat cocok bagi anda yang punya banyak nomor yang biasa digunakan untuk berbeda kepentingan.

Selain mampu menangani 4 buah kartu SIM, ponsel yang mirip Blackberry bahkan pada bagian menunya, punya layar sentuh 2,4 inch, TV Receiver, FM Radio, Bluetooth dan kamera 12,1 MP (lihat gambar bawah).


Tetapi anehnya ditulis 12,1 MP tapi di menunya tertera ukuran gambar hanya 640×480.
Seperti biasa, ponsel seperti ini adalah buatan Cina yang memang dari segi teknologi selalu membuat kami tercengang.







sumber :http://www.taukahkamu.com/2010/11/cina-bikin-ponsel-dengan-dukungan-4.html

, , ,

http://image.tempointeraktif.com/?id=49998&width=274


Declan Sullivan, 20 tahun, mahasiswa Amerika Serikat meninggal setelah beberapa menit sebelumnya menuliskan kematian di akun situs mikrobloging Twitter miliknya. Sullivan tewas dalam kecelakaan yang mengerikan.


Sullivan saat itu tengah merekam latihan sepakbola di tempat kuliahnya, Notre Dame University di Indiana, Amerika Serikat. Tiba-tiba ada angin kencang yang merobohkan sebuah menara video dan menimpa tubuh Sullivan.


Sebelum insiden ini terjadi, dia memposting dalam twitternya: "Hembusan angin hingga 60mph hari ini akan menyenangkan.. saya kira saya sudah hidup cukup lama."


Direktur Atletik Universitas tempat kuliah Sullivan, Jacob Swarbrick mengatakan kepada New York Times bahwa menara itu roboh karena terjangan angin yang luar biasa. Dia mengatakan pihak universitas akan melakukan investigasi atas kematian Sullivan ini.
Soal cuaca yang ekstrim dan suadh diperingatkan oleh Badan Nasional Cuaca Amerika, Swarbrick mengatakan latihan di lapangan terbuka bukanlah keputusan satu orang. "Yang pasti saat ini kami sangat berduka."(TempoInteraktif.com)
http://ruangbacaonline.blogspot.com/2010/11/mahasiswa-tewas-setelah-memprediksi.html

,


Anda tentu bisa melihat bahwa warna matahari saat terbit dan tenggelam adalah sama, yaitu berwarna kemerahan, dan bentuk matahari menjadi lebih besar dari biasanya. Mengapa kok bisa begitu?. Berikut ini mungkin adalah analisa yang bisa menjelaskan itu semua.

Saat matahari terbit dan terbenam maka langit sebagian akan berwarna berwarna merah, langit berwarna biru, dan cahaya langit terpolarisasi (paling tidak sebagian). Fenomena ini dapat dijelaskan atas dasar penghamburan cahaya oleh molekul atmosfer. Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi bergantung kepada panjang gelombang. Untuk partikel-partikel yang jauh lebih kecil dari panjang gelombang cahaya (seperti molekul udara), partikel-pertikel tersebut tidak merupakan rintangan yang besar bagi panjang gelombang yang panjang dibandingkan bagi yang pendek. Penghamburan berkurang, cahaya merah dan jingga dihamburkan lebih sedikit dari biru dan ungu, yang merupakan penyebab langit berwarna biru. Pada saat matahari terbenam, dipihak lain, berkas cahaya matahari melewati panjang atmosfer maksimum. Banyak dari warna biru yang telah dikeluarkan dengan penghamburan. Cahaya yang mencapai permukaan bumi berarti kekurangan biru, yang merupakan alasan matahari terbenam berwarna kemerahan.


Langit hanya berwarna biru di siang hari. Ada beberapa sebab mengapa langit saat itu berwarna biru. Bumi diselubungi lapisan udara yang disebut atmosfer. Walaupun tidak tampak, udara sebenarnya terdiri atas partikel-partikel kecil. Cahaya dari matahari dihamburkan oleh partikel-partikel kecil dalam atmosfer itu. Tetapi kita tahu, cahaya dari matahari terdiri dari paduan semua warna, dari merah, kuning, hijau, biru, hingga ungu. Warna-warna itu memiliki frekuensi yang berbeda. Merah memiliki frekuensi yang lebih kecil dari kuning, kuning lebih kecil dari hijau, hijau lebih kecil dari biru, biru lebih kecil dari ungu. Semakin besar frekuensi cahaya, semakin kuat cahaya itu dihamburkan. Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan. Karena yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu), maka langit memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang. Karena warna biru banyak dihamburkan, maka warna matahari tidak putih sempurna, seperti yang seharusnya terjadi jika semua warna dipadukan. Warna matahari menjadi sedikit agak jingga. Pada sore hari, sering matahari berubah warna menjadi merah. Pada saat itu, sinar matahari yang sudah miring menempuh jarak lebih jauh untuk mencapai mata kita, sehingga semakin banyak cahaya yang dihamburkan. Sehingga yang banyak tersisa adalah cahaya frekuensi rendah, yaitu merah.




Di bulan dan di planet yang tidak memiliki atmosfir, cahaya matahari tidak dihamburkan, sehingga langit selalu berwarna hitam, walaupun di siang hari. Efek Tyndall juga dapat menerangkan mengapa langit pada siang hari berwarna biru, sedangkan ketika matahari terbenam di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal tersebut dikarenakan penghamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel koloid di angkasa, dan tidak semua frekuensi sinar matahari dihamburkan dengan intensitas yang sama. Oleh karena intensitas cahaya berbanding lurus dengan frekuensi, maka ketika matahari melintas di atas kita, frekuensi paling tinggilah yang banyak sampai ke mata kita, sehingga kita melihat langit biru.


Ketika matahari hampir terbenam, hamburan cahaya yang frekuensinya yang rendahlah yang lebih banyak sampai ke kita, sehingga kita menyaksikan langit berwarna jingga atau merah. Kita ingat untaian cahaya tampak dalam spektrum cahaya, merah-jingga-kuning-hijau-biru-ungu. Dari urutan merah sampai ungu, frekuensinya semakin tinggi. Jadi warna-warna yang mendekati merah memiliki frekuensi cahaya tinggi, dan warna-warna yang mendekati ungu memiliki frekuensi cahaya rendah. 

http://www.taukahkamu.com/2010/11/mengapa-matahari-terlihat-kemerahan.html

,


Langit hanya berwarna biru di siang hari. Ada beberapa sebab mengapa langit saat itu berwarna biru. Bumi diselubungi lapisan udara yang disebut atmosfir. Walaupun tidak tampak, udara sebenarnya terdiri atas partikel-partikel kecil.

Cahaya dari matahari dihamburkan oleh partikel-partikel kecil dalam atmosfir itu. Tetapi kita tahu, cahaya dari matahari terdiri dari paduan semua warna, dari merah, kuning, hijau, biru, hingga ungu. Warna-warna itu memiliki frekuensi yang berbeda. Merah memiliki frekuensi yang lebih kecil dari kuning, kuning lebih kecil dari hijau, hijau lebih kecil dari biru, biru lebih kecil dari ungu. Semakin besar frekuensi cahaya, semakin kuat cahaya itu dihamburkan.

Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan. Karena yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu), maka langit memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang.

Karena warna biru banyak dihamburkan, maka warna matahari tidak putih sempurna, seperti yang seharusnya terjadi jika semua warna dipadukan. Warna matahari menjadi sedikit agak jingga.



Pada sore hari, sering matahari berubah warna menjadi merah. Pada saat itu, sinar matahari yang sudah miring menempuh jarak lebih jauh untuk mencapai mata kita, sehingga semakin banyak cahaya yang dihamburkan. Yang banyak tersisa adalah cahaya frekuensi
rendah, yaitu merah.

Di bulan dan di planet yang tidak memiliki atmosfir, cahaya matahari tidak dihamburkan, sehingga langit selalu berwarna hitam, walaupun di siang hari.
http://www.taukahkamu.com/2010/11/mengapa-langit-berwarna-biru.html

, ,